Kamis, 22 Desember 2011

Syahwat

Syahwat itu nafsu. Tidak boleh disalurkan sembarangan. Lagipula kata itu terlihat sangat tabu. Bagi banyak orang, syahwat berarti hasrat. Lebih dekatnya hasrat seksual. Tapi bagi gua, yang namanya syahwat itu, segala hal yang membuat kita lupa diri. Lupa eksistensi kita sebagai manusia, makhluk lemah dan punya tanggung jawab terhadap penciptanya.

Hari ini gua telah melampiaskan syahwat itu...

Masya Allah...

Woyy...Jangan mikir ke arah meriam jagur aja. Jorok banget sih lu. Gua kan bilang, yang namanya syahwat itu apapun yang membuat kita lupa diri. Orang yang hobi makan sampai badannya jadi gentong, itu syahwat. Ibu-ibu yang buas ketika melihat diskon di Ramayana, itu syahwat. Pemuda yang hobi banget cangkruk sampai pagi, itu juga syahwat.

Ayooo...coba tebak, apa syahwat gua?

"Hussshh...saru tau!"

Gua paling nggak bisa menahan diri kalau ada buku bagus keleleran. Apalagi kalau ada obral besar-besaran di sebuah toko buku. Insya Allah, saya akan belajar sejauh dompet saya mampu bernapas.

Siang tadi, karena nunggu dosen nggak dateng-dateng, saya akhirnya pergi ke Togamas. Niatnya sih beliin kado buat Si Upik yang nikahan besok minggu. Tapi yang namanya syahwat, nggak mungkinlah gua ke sana, kemudian pulang dengan tangan hampa. Pastilah harus ada tumpukan buku yang saya borong.

Meskipun sebenarnya gua lagi miskin. Cuma ada 150 ribu di dompet. (sebuah hal yang sangat memalukan bagi seorang pemborong buku).

Pertama masuk toko buku, tujuan utama saya adalah buku-buku umum terutama yang mengarah ke sosial, politik, atau budaya. Saya pasti berlama-lama di sana. Tentu saja karena saya pintar mencari posisi paling wenak untuk baca gratisan. wehehehe.

Apakah sudah puas?

Belum. Sangat belum puas.

Baru setelah itu saya pindah ke ruang sastra. Saya agak males di sini. Karena telalu banyak buku. Sementara saya mencari sastra tingkat tinggi yang ditulis oleh penulis-penulis langit pula. Kalau saya harus mencari satu per satu. Wegah...

Kemudian pindah ke ruang agama. Jujur akhir-akhir ini saya nggak begitu tertarik membeli buku-buku agama. Beda dengan dahulu yang keranjingan sekali. Kenapa sebabnya? Karena saya sudah melampiaskan dengan meminjam sepuasnya di Perpus Masjid. Saya bisa meminjam enam buku sekali pinjam dengan batas waktu terserah saya (karena saya sudah kenal deket dengan penjaganya, wehehehe).

Barulah ketika sampai di dekat ruang buku agama, saya membaca sebuah pengumuman kecil di atas tumpukan buku. Berhubung mata saya makin hari makin buram akibat terlalu banyak tidur (lho?!), pupil mata saya melebar sambil saya dekatkan badan saya ke pengumuman itu. Terbilang.

"DISKON Rp 5000 - Rp 20.000"

Langsung saja libido saya memuncak. Saya sangat bernafsu. Amat sangat ambisius. Nafas saya memburu. Detak jantung saya semakin cepat. Sekujur badan saya keringat dingin. Mata saya layu. Air liur saya menetes.

"Sebentar, sebentar, ini lagi nafsu apa epilepsi sih?"

"Mengenai hal itu, belum ada konfirmasi dari pihak yang berwajib"

Aduh, pokoknya gitulah gambarannya. Akhirnya bebbbbb...gua beli buku juga. Senangnya hatiku. "Berhasil! Berhasil! Berhasil! Hore!".

Hari ini gua beli empat buku yang totalnya berharga 70 ribu. Antara lain: "PERMESTA dalam romantika, kemelut, dan misteri", "Gagalnya Sistem Kanal", IJ Kasiomo: Politik Bermartabat", "Kartosuwiryo: pahlawan atau teroris?". Murah bukan? Sebenarnya saya ingin lebih dari itu. Tapi mau bagaimana lagi. Maksud hati memeluk gunung, apa daya dompet tak sampai. Tapi ya begitulah bentuk bukunya. Karena buku tak terjual, jadi kualitasnya juelek. Tapi nggak papa. Gua kan gak beli covernya, gak beli kertasnya, gak beli lay outnya, tapi yang gua bayar itu contentnya.

Yasudah, begitu saja sambutan dari saya sebagai Ketua RT 03/RW 05, kelurahan Champs Elyssee, Kecamatan Wisconsin, Kabupaten Ciamis. Mari kita tutup dengan potong tumpeng dan potong rambut bersama. Tapi sebelum itu, Pak Haji Junaedi akan naik panggung untuk membacakan Yasin yang ditujukan bagi arwah Pak RT yang sebentar lagi akan menemui ajalnya. Kita masih belum tahu ketemunya dimana, soalnya si ajal ketika dikonfirmasi terakhir kali mengaku tidak tahu menahu atas kasus korupsi yang menimpa Adang Dadang Begindang. (Halah...apa pula ini Bah!)

"Mari kita buka dengan ulumul quran suratul fatihah..."

"Al Fatihah..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar