Aku hendak
Melawan tembok yang berkicau
Dari balik beton menjulang
Berulang retorika
Tentang ketangguhan
Yang bercampur angkara murka
Aku
Saat itu
Hanya kurcaci malu
Tanpa ada kekuatan
Ingin merubuhkan
Saat ini pun
Aku tetap seperti itu
Seperti kurcaci malu
Yang kecil dan lugu
Sepertinya,
Aku tetap
Terus menerus
Menjadi
Penggilas paling empuk
Bagi kedzhaliman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar