Tiap kali saya ketemu teman, pasti dia berkomentar "Bah...kamu kok tambah gendut". Ketika dia bilang seperti itu, di dalam diri saya ada perasaan haru, bangga, dan menakjubkan (lebay deh..). hahaha.
Iya, memang saya akui, saya makin gendut. Perut saya makin seperti perut direktur (jujur, saya agak kesulitan membedakan, mana perut direktur, mana perut orang cacingan). Kadang-kadang kalau lagi bengong saya sering mengelus-elusnya seperti ibu mengelus perut hamilnya. Bahkan kadang-kadang kalau lagi bawa MP3, saya taruh pemutar musik itu di perut saya. Saya putarkan lagu-lagu klasik supaya perkembangan janin di perut saya semakin baik.
Iya, memang saya akui, saya makin gendut. Perut saya makin seperti perut direktur (jujur, saya agak kesulitan membedakan, mana perut direktur, mana perut orang cacingan). Kadang-kadang kalau lagi bengong saya sering mengelus-elusnya seperti ibu mengelus perut hamilnya. Bahkan kadang-kadang kalau lagi bawa MP3, saya taruh pemutar musik itu di perut saya. Saya putarkan lagu-lagu klasik supaya perkembangan janin di perut saya semakin baik.
Iya, ya, ya, saya akui itu kesalahan saya. Tapi ada untungnya juga. Baru kali ini saya sembuh dari penyakit busung lapar. Ibu saya juga bilang begitu. Dia mengaku bangga ketika diwawancarai reporter guiness book of record karena saya dinobatkan sebagai pria paling tidak proporsional di dunia satwa ini. Sungguh, penghargaan itu membuat saya haru...
Puas lo semua... (hehehe)
Mulai beberapa pekan, saya membiasakan olahraga dengan lari memutari lingkungan kampus. Saya dengan Riki berjanji agar tiap Selasa, Rabu, Jumat berolahraga bersama. Btw, kenapa cuma hari itu. Kenapa Senin dan Kamis tidak? Ya...soalnya senin dan kamis adalah jadwal kami narik becak. Jadi, olahraganya ganti.
Sekian saja.
Sebagai penutup, saya sampaikan doa manjur bagi para genduters yang sedang berjuang untuk kurus.
"Allahumma innii ‘a-udzubika minal khubutsi wal khoba-its
Selamat berjuang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar