Tadi siang saya ke rumah Bu Wartani, istrinya almarhum Pak Heri yang merupakan kawan papa dulu. Minggu lalu sebenarnya sudah ke sana, tapi beliaunya sedang keluar. Saya cuma ketemu sama pembantunya yang dipanggil "Yuk..". Tapi nama panjangnya bukan "yukk....yakk...yukkk...".
Tadi siang pun beliau ndak ada. Alhasil saya ketemu lagi sama Yuk itu. "Eh, mas yang kemarin ya..". Saya pun disuruh masuk. Kita di sana cerita macem-macem, sambil bercanda dikit-dikit (Si Yuk ini baik banget. Sering doakan saya kalau lagi ngobrol. Semoga inilah..semoga itulah...dll). Lalu Si Yuk nanya saya. "Mas udah berapa tahun kuliah?". Dengan malu-malu saya menjawab,"Lima tahun..". "Oh...". Untungnya dia cuma nanggepin oh. Berarti Si Yuk tidak paham bahwa kuliah lima tahun adalah aib bangsa dan negara.
Kemudian dia nanya begini dengan nada sambil guyon "Berarti...kalau udah lima tahun. Udah punya cewek dong..". Senyumnya melebar. Disertai garis bibirnya yang memanjang seperti ingin tahu.
Saya cuma bisa senyam-senyum, mesam-mesem, kikak-kikuk. Kepala saya menggeleng lirih.
Lalu, saudara-saudara, anda tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba bola matanya membesar, alis matanya berkerut, mulutnya menganga. Dia setengah tidak percaya berkata "Lho, beneran tho mas...belum punya cewek?" Matanya seperti mencari sesuatu. Sepertinya ia curiga.
Dia masih saja menunjukkan wajah heran seakan saya makhluk aneh dari planet Mars baru turun dari UFO.
Dalam hati saya mbatin,"Iya Bude. Saya memang belum punya cewek. Tapi saya tidak homo lho.."
("Pacar saya yang homo. Saya mah nggak..")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar