Aku selesai membaca Road to Mecca. Buku itu tebal, tapi nikmat dibaca. Si Leopold Weiss ini dengan begitu mengagumkan, menggambarkan kondisi Timur Tengah di tahun 1920-an.
Ada satu hal yang membuat aku tersentak. Suatu hari, Weiss berkunjung ke Mesir. Di sana, ia berkenalan dengan Al Maraghi, seorang pembesar Al Azhar yang beberapa tahun kemudian menjadi rektor di sana.
Weiss pertama kali melihat Al Azhar, begitu kagum. Kampus itu dipenuhi banyak pelancong yang jauh-jauh datang untuk belajar. Mereka berjam-jam duduk. Diperhatikanlah guru-guru itu berteriak-teriak. Saking banyaknya pelajar yang memenuhi kelas.
Kemudian Al Maraghi bilang begini sama Weiss,"Kamu tahu wahai saudaraku?". Weiss masih dalam keheranan. Ia coba memperhatikan serius tiap kata yang keluar. "Mereka itu seperti kambing yang memakan kertas berserakan di jalan-jalan. Sesungguhnya mereka tidak tahu apa yang mereka 'makan' itu,".
Weiss terdiam.
Yang paling kita ketahui bahwa Al Maraghi adalah salah satu murid Muhammad Abduh yang paling brilian. Sedangkan Muhamad Abduh sendiri, bersama Jamaludin Al Afghani, kemudian dilanjutkan Rasyid Ridha, menjadi salah satu pelopor modernisme pemikiran Islam.
Aku jadi teringat seorang sarjana barat pernah menulis tentang peradaban Islam. "Sesungguhnya pembaharuan yang terjadi pada Islam itu, dimulai dari luar pagar Al Azhar,". Hal itu menunjuk pada gerakan Abduh, yang memang terjadi di luar komunitas Al Azhar. Justru, institusi pendidikan itulah yang akhirnya banyak mengadopsi pemikiran Abduh yang "rekam jejak akademiknya" boleh dibilang kurang.
Aku sekali lagi berpikir. Dalam.
Apakah kita mulai kehilangan esensi menuntut ilmu?
Ada satu hal yang membuat aku tersentak. Suatu hari, Weiss berkunjung ke Mesir. Di sana, ia berkenalan dengan Al Maraghi, seorang pembesar Al Azhar yang beberapa tahun kemudian menjadi rektor di sana.
Weiss pertama kali melihat Al Azhar, begitu kagum. Kampus itu dipenuhi banyak pelancong yang jauh-jauh datang untuk belajar. Mereka berjam-jam duduk. Diperhatikanlah guru-guru itu berteriak-teriak. Saking banyaknya pelajar yang memenuhi kelas.
Kemudian Al Maraghi bilang begini sama Weiss,"Kamu tahu wahai saudaraku?". Weiss masih dalam keheranan. Ia coba memperhatikan serius tiap kata yang keluar. "Mereka itu seperti kambing yang memakan kertas berserakan di jalan-jalan. Sesungguhnya mereka tidak tahu apa yang mereka 'makan' itu,".
Weiss terdiam.
Yang paling kita ketahui bahwa Al Maraghi adalah salah satu murid Muhammad Abduh yang paling brilian. Sedangkan Muhamad Abduh sendiri, bersama Jamaludin Al Afghani, kemudian dilanjutkan Rasyid Ridha, menjadi salah satu pelopor modernisme pemikiran Islam.
Aku jadi teringat seorang sarjana barat pernah menulis tentang peradaban Islam. "Sesungguhnya pembaharuan yang terjadi pada Islam itu, dimulai dari luar pagar Al Azhar,". Hal itu menunjuk pada gerakan Abduh, yang memang terjadi di luar komunitas Al Azhar. Justru, institusi pendidikan itulah yang akhirnya banyak mengadopsi pemikiran Abduh yang "rekam jejak akademiknya" boleh dibilang kurang.
Aku sekali lagi berpikir. Dalam.
Apakah kita mulai kehilangan esensi menuntut ilmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar