Matahari terik. Tepat di atas ubun-ubun.
"Ngapain kamu bawa payung?" teman saya mengernyitkan dahi.
"Apa salahnya sedia payung sebelum hujan"
Tampak fatamorgana menari dari kejauhan. "Menurutmu hari ini hujan?"
"Seratus ribu untuk hujan. Lihat sebelah sana. Awan mendung menuju kemari"
"Kamu lupa kerongkonganmu yang kering itu?"
Kami duduk di sebuah cafe. Dahaga tak tertahankan lagi. Tiga gelas es kelapa muda habis tak bersisa. Lega.
Beberapa menit setelah nongkrong di kafe, memuaskan dahaga kami, kota yang kami tinggali mendapat kabar dari sebuah stasiun televisi.
"Sebuah bendungan jebol. Lokasi jauh di sudut kota. Sebuah cafe terhempas air bah sampai tak bersisa. Belum ada kabar mengenai korban tewas" tutur pembawa berita dengan tergesa-gesa.
"Demikian berita up date hari ini"
Climate is what we expect, weather is what we get. (Mark Twain)
"Ngapain kamu bawa payung?" teman saya mengernyitkan dahi.
"Apa salahnya sedia payung sebelum hujan"
Tampak fatamorgana menari dari kejauhan. "Menurutmu hari ini hujan?"
"Seratus ribu untuk hujan. Lihat sebelah sana. Awan mendung menuju kemari"
"Kamu lupa kerongkonganmu yang kering itu?"
Kami duduk di sebuah cafe. Dahaga tak tertahankan lagi. Tiga gelas es kelapa muda habis tak bersisa. Lega.
Beberapa menit setelah nongkrong di kafe, memuaskan dahaga kami, kota yang kami tinggali mendapat kabar dari sebuah stasiun televisi.
"Sebuah bendungan jebol. Lokasi jauh di sudut kota. Sebuah cafe terhempas air bah sampai tak bersisa. Belum ada kabar mengenai korban tewas" tutur pembawa berita dengan tergesa-gesa.
"Demikian berita up date hari ini"
Climate is what we expect, weather is what we get. (Mark Twain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar