"Berapa harga dirimu?"
"Murah"
"Ya, murah itu berapa?"
"Pokoknya lebih murah dari harga permen. Itupun kalau tidak inflasi"
"Kamu kan sarjana! Mengapa mau bekerja dengan debu-debu jalanan. Apa keringatmu sudah tak berharga lagi?"
"Kan, sudah aku bilang. Aku tak punya harga diri lagi. Buat apa aku harus membela diri"
"Lho, bagaimana kamu ini. Setiap orang ingin hidup mewah. Hidup sejahtera. Punya segalanya. Tapi kamu malah bersusah-payah. Padahal kamu bisa meraih itu semua. Kalau kamu mau"
"Ya, itu kan orang lain. Aku punya jalan hidup sendiri"
"Hey bung. Lihat badanmu ini. Ringkih. Kumuh. Tak sedap sekali dipandang. Lihat seisi keluargamu. Aku bahkan ragu, kalau kamu bagian dari mereka"
"Aku juga ragu kalau kamu itu sahabatku"
"Lho kenapa?"
"Aku kira kamu bisa terima keadaanku apa adanya. Tapi ternyata..."
"Justru aku berkomentar karena aku sayang dengan kehidupanmu. Itulah teman! Aku ingin punya sahabat yang terus berbahagia. Bukan kamu. Yang terus memasang tampang merengut"
"Dimana kamu selama ini? Aku bahagia kok dengan keadaanku sekarang"
"..."
Pilihan hidup adalah hak prerogatif seseorang. Pilihan itu bisa berarti kemerdekaan. Bisa berarti kebodohan. Tergantung, jalan apa yang kita pilih.
"Murah"
"Ya, murah itu berapa?"
"Pokoknya lebih murah dari harga permen. Itupun kalau tidak inflasi"
"Kamu kan sarjana! Mengapa mau bekerja dengan debu-debu jalanan. Apa keringatmu sudah tak berharga lagi?"
"Kan, sudah aku bilang. Aku tak punya harga diri lagi. Buat apa aku harus membela diri"
"Lho, bagaimana kamu ini. Setiap orang ingin hidup mewah. Hidup sejahtera. Punya segalanya. Tapi kamu malah bersusah-payah. Padahal kamu bisa meraih itu semua. Kalau kamu mau"
"Ya, itu kan orang lain. Aku punya jalan hidup sendiri"
"Hey bung. Lihat badanmu ini. Ringkih. Kumuh. Tak sedap sekali dipandang. Lihat seisi keluargamu. Aku bahkan ragu, kalau kamu bagian dari mereka"
"Aku juga ragu kalau kamu itu sahabatku"
"Lho kenapa?"
"Aku kira kamu bisa terima keadaanku apa adanya. Tapi ternyata..."
"Justru aku berkomentar karena aku sayang dengan kehidupanmu. Itulah teman! Aku ingin punya sahabat yang terus berbahagia. Bukan kamu. Yang terus memasang tampang merengut"
"Dimana kamu selama ini? Aku bahagia kok dengan keadaanku sekarang"
"..."
Pilihan hidup adalah hak prerogatif seseorang. Pilihan itu bisa berarti kemerdekaan. Bisa berarti kebodohan. Tergantung, jalan apa yang kita pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar