Selasa, 31 Januari 2012
Syukur
Tentang cita-cita yang kita tentukan sebelumnya. Tentang perbedaan yang mungkin menemukan kendali dalam otak. Mungkin kita telah kehilangan eksistensi perasaan dalam batin kita. Kita sudah melupakan hidup yang sebenarnya harus kita agungkan. Tentang nilai-nilai yang seharusnya kita hormati. Semua hilang tanpa bekas
Senin, 30 Januari 2012
Hari-Hari Terakhir
Saya selalu merasa ada yang membuntuti. Ia terus menguntit saya, baik dalam keterangan cahaya maupun kegelapan malam. Saya merasa, hal yang menakutkan itu benar-benar datang.
Kemarin, saya bermimpi tentang hari tua saya.
Kemarin lusa, saya bermimpi tentang hidup saya di alam lain.
Saya tersadar. Mungkin, hari ini adalah hari terakhir saya. Semoga, hari itu benar-benar indah. Saya dimatikan dalam kondisi yang indah pula. Jasad saya bersih. Jiwa saya bersih. Dan para malaikat berkumpul, membawa saya terbang ke langit paling tinggi.
"Ya Allah, hari ini aku bersimpuh, memohon ampunan bagiku dan bagi orang-orang yang aku cintai."
Rabu, 25 Januari 2012
El Classico Lagi
Hari ini nonton El Classico sendirian. Eh, nggak ding. Ditemenin sama adek Noval.
Akhirnya, Barcelona lolos.
Kapok Madriidd..
Ramos, awas lho yooo...nek ketemu di jalan, tak pites. wehehehe.
Akhirnya, Barcelona lolos.
Kapok Madriidd..
Ramos, awas lho yooo...nek ketemu di jalan, tak pites. wehehehe.
Jumat, 20 Januari 2012
Unpredictable
Kadang, kita menemui perkara yang begitu sulit. Namun di tempat lain, kita mendapatinya jauh lebih mudah dari apa yang diperkirakan orang. Kita bisa jadi punya rencana panjang terhadap hidup kita. Namun seringkali yang terjadi malah jauh dari perkiraan kita. Apakah ini yang dinamakan keadilan hidup?
Ya,
Hidup kita akan selalu adil bagi yang pandai besyukur dan optimis terhadap segala sesuatu
Kamis, 19 Januari 2012
Bal-Balan
Bodohnya saya ini. Masak, deadline TA malah seneng-seneng doang kerjaannya. Selasa kemarin main futsal sama temen-teme angkatan. Padahal, you know, selasa itu adalah deadline pengumpulan TA. Ancen koplak kok wong iki. Alhasil, badan saya sampai saat ini terasa pegal-pegal luar binasa. Kaki rasanya udah aus. Selangkangan oglek. Punggung remuk. Perut keram. Kepala pusing.
Tadi pagi juga gitu. Padahal kan hari ini pengumpulan terakhir. Eh, saya malah heboh sama Mas Iman nonton El Classico. Tapi emang gak boleh dilewatkan sih itu. Sumpah, nggak nyesel kalau nonton Madrid lawan Barca. Sebagai pendukung Barca, jelas saya kecewa ketika Ronaldo mencetak gol di menit ke sepuluh. Tapi, tapi, saudara-saudara, luar biasanya..Barca bisa membalikkan keadaan.
Tapi, emang beginilah saya. Kalau sudah ketemu sama apa yang dicintai, saya akan belain mati-matian. Sementara TA saya gimana? hehehe. Tentu saja, saya lebih cinta sepak bola daripada perkapalan. Lho?!?!
Besok malem, anak2 ngajak futsalan lagi. Haddoooohhhh. Dilema antara cinta bola dan badan remuk.
Senin, 16 Januari 2012
Andai saya mati besok
Menjelang magrib. Saya justru merasa ajal saya semakin dekat. Seandainya memang benar-benar terjadi, mungkin saya tidak akan menuliskan surat wasiat apapun kepada siapapun. Kematian saya haruslah tanpa perayaan. Memang, siapa yang hendak mencari saya ketika saya mati nanti? Paling beberapa orang hanya terlihat menangis, untuk kemudian mengalihkan pandangan dan menjalani dunianya masing-masing.
Begitulah hidup
Dan setiap kata mati
Akan selalu menjadi hal
Yang paling aku rindukan
Rabu, 11 Januari 2012
Dunia Milik Allah
Gua nggak maen resolusi-resolusian di tahun baru ini. Sebenarnya udah lama gua gak care sama sekali dengan tahun baru, ulang tahun, dan segala hal yang berbau seremoni. Karena tiap hari bagi gua, penuh dengan resolusi atawa harapan. Pengalaman gua, pahit getir hidup gua, alhamdulillah udah membuat gua lebih berpikir dewasa. Gua makin bersyukur atas tiap ujian. Sehingga makin kuatlah dalam jiwa gua, kalau the world is nothing like we thought it was.
Gua baca blognya Ade. Iseng sih. Tapi gua baca sampai hampir nangis terharu. Gua senang kalo hidup temen-temen gua udah pada lumayan lah (ketimbang gua, hehehe). Di sana dia nulis banyak resolusi. Dan gua selalu berdoa yang terbaik buat temen-temen gua.
Gua jadi mikir, penting gak sih resolusi itu. Karena target gua ternyata meleset semua. Dan hebatnya, melesetnya adalah mendapatkan hal yang lebih baik. Gua bersyukur banget. Gua selalu yakin dengan ayat "mendapat rezeki dari arah yang tidak diduga-duga". Yakin sangat!
Boleh dibilang, gua seorang pemimpi/pembual/penghayal paling jago sedunia. Gua bukan seorang fatalis yang menyerah pada keadaan. Meskipun gua sering banget menghadapi kenyataan dimana semua mimpi gua bangkrut tak bersisa sedikitpun laba. Kecipratannya aja gak pernah.
Contoh ya. Gua dulu pengen masuk SMPN 1 Auri yang bahasa gaulnya disebut ONAR (One Auri). Pilihan itu lebih disebabkan ikut-ikutan, karena temen gua banyak yang ke sana, abis itu sekolahnya juga deket sama SD gua. Eh, ternyata gua sekolah di SMPN 3 Depok yang bahasa gaulnya Bento atau Benteng Barito karena sekolah gua luaaaasss banget, terus temboknya puanjang kayak benteng kompeni belande. Alhamdulillah Bento jauh lebih keren. Unggulan se-Depok cuy!
Gua dulu pengen masuk SMAN 1 Depok (yang katanya unggulan sedunia akherat itu. Yang konon juga, kalo udah sekolah di situ bakal dapat jaminan ke UI. Dalam hati gua nyelatu, "Emang UI punya nenek moyang lo?? haha"). Eh, gua malah sekolah di Jakarta. Gedungnya jauh lebih bagus, anak-anaknya jauh lebih gaul, dan yang paling penting, sekolah itu adalah sekolah dengan lulusan terbaik se-Jakarta (meskipun passing grade-nya tetap di bawah SMAN 8, SMAN 28, dll).
Contoh lain. Kenapa dulu gua milih ekskul Rohis. Kan aneh?? hehe. Sekarang keterusan deh, meskipun gua gak pernah megang jabatan penting di dunia organisasi. Gua masih seperti yang dulu. Tetap hobi tidur-tiduran di masjid. Abisnya adem sih, hohoho.
Contoh lain. Kenapa dulu gua milih ekskul Rohis. Kan aneh?? hehe. Sekarang keterusan deh, meskipun gua gak pernah megang jabatan penting di dunia organisasi. Gua masih seperti yang dulu. Tetap hobi tidur-tiduran di masjid. Abisnya adem sih, hohoho.
Contoh lain. Gua pengen masuk Akmil. Sialnya, udah latian sampe perut gua sixpack, eh kagak diterima. Terus gua pindah mimpi, pengen masuk ITB dan UI. Eh, gua sekarang malah kuliah nun jauh di sana, ninggalin temen-temen gua. Geblek...gua kuliah di ITS, kampus yang gak gua bayangin sebelumnya. Tapi, gua bersyukur karena gua kuliah di sebuah kampus paling hebat, paling unggulan, paling keren, dan paling berkualitas se.........Keputih dan sekitarnya. haha.
Pas kuliah, gua pengen lulus 3,5 tahun dengan predikat kumlot. Pas semester satu dapet IP 2,7 (berbarengan dengan Fisdas dapet E), gua udah mulai mengubur cita-cita. Mimpi gua ganti jadi, empat tahun lulus dengan IPK 3,... Eh, sekali lagi saudara-saudara, ternyata IP gua sampe semester 5, kagak pernah tiga. Masya Allah...kok jek gobloke aku iki. Gua baru ngerasa IPK di atas tiga, pas semester 6. Itupun IPS 3,01 (pelit banget sih yang ngasih IP). Sekarang? Gile...standar mimpi udah gua turunin sampai ke dasar neraka, haha. "Nggak muluk-muluk, yang penting lulus. Bodo amet dah...".
Tapi mamen, gua dapet imbalan yang pas. Di kampus gua bertemu banyak orang yang merubah paradigma gua. Gua pernah jadi Mawastress. Gua pernah go abroad. Gua pernah ndirikan beberapa komunitas sesat (haha). Gua belajar ngorganisir gerakan bawah tanah, bersama para cacing tanah, ular tanah, belatung dan undur-undur. Gua belajar pablik spiking. Gua belajar jurnalisme, sekaligus belajar nulis. Gua belajar filsafat. Gua pernah menjadi ekstrim kanan sekaligus ekstrim kiri. Gua mengagumi Abdullah Azzam, di sisi lain gua mengagumi ajaran setan dari Karl Marx. Kekayaan intelektual gua, gak jauh beda dengan kekayaan intelektual temen-temen gua yang kumlot-kumlot itu. Bedanya, mereka hanya paham satu bidang, gua paham di banyak bidang (tapi gak ada yang sampai ekspert). Yang pasti gua gak nyesel selama hidup di kampus. Minimal, kalau gua punya anak nanti dan kuliah di ITS (semoga saja tidak), gua punya banyak cerita sesat yang harus dia dengarkan (kalau gak mau dengar, gua pecat sebagai anak, hahaha).
Apa cita-cita gua ke depan?
Gua pengen sekolah yang tuingggii sampe kepala gua kejedot.
Apa gua gak khawatir kalau cita-cita gua meleset lagi?
Apa gua gak khawatir kalau cita-cita gua meleset lagi?
Gua tetep yakin kok. Meskipun meleset, paling gak jauh-jauh. Misalnya, kalau gua punya cita-cita kuliah di Perancis, Inggris, ataupun Jerman. Yah, paling meleset-melesetnya, gua kuliah di Zimbabwe, Mozambik, atau Zaire (ini mau belajar atau mau latihan survival di tengah hutan sih?haha).
Cita-cita yang lain?
Cita-cita yang lain?
"Rahassssiiaaaa..."
Entar gua kasih tahu kalau cita-cita gua udah meleset semua. Paling dalam waktu dekat ini. Kepelesetnya makin jauh, makin seru lho. hehehe. Mudah-mudahan gua masih tetap konsisten mengumandangkan doa andalan gua. "Ya Allah berikan saya yang terbaik. Kalau misalnya kuliah di Inggris, Perancis, dan Jerman adalah yang terbaik, maka mudahkanlah, cepatkanlah, dan jangan ragu meluluskannya. Kalau misalnya kuliah (perdukunan) di Zimbabwe, Mozambik, dan Zaire adalah pilihan yang buruk, maka jauhkanlah, singkirkanlah, dan jangan sesatkan kami dalam kesesatan kuadrat."
komentar: ketika Bahtiar menengadah ke langit, maka antara doa dan menodong sudah tidak ada bedanya lagi. hehehe
Lagi Males Nulis
Sebenarnya eyke lagi males nulis, tapi pengen banget nulis. Eyke pengen cerita kejadian hari ini. Tapi sekarang udah jam 11 malem, eyke baru aja pulang liko. Lu tau kenapa pulang liko jadi tambah malam? Karena tema malam ini adalah tema yang paling seru sepanjang 5 tahun (jalan 6 tahun) eike liko dengan Pak Emer.
NIKAH!!!
Tema yang amat klise, tapi tetap nikmat dibahas, apalagi sambil ditemani kopi panas. Jadi ceritanya, kenapa hal yang selama ini tabu dibahas di liko akhirnya terbahas juga, karena ada salah satu anggota liko yang mau merit. Namanya Avatir. Dulu Kadept Eyke di JMMI. Insya Allah, 4 Februari nanti beliau akan naik pelaminan.
Yey tahu siapa calonnya?
Menurut informasi yang eyke dapat dari agen CIA dan FBI yang tersebar di setiap sudut kota untuk mengabarkan informasi walimahan, beliau akan mempersunting seorang gadis cantik asal Sidoarjo. Eyke sih nggak tahu. Tapi penerawangan eyke bisa membaca, siapa kira-kira calonnya. Ihiiirrrrrr...
Dulu, eyke paling males kalau ada teman-teman aktivis dakwah ngebahas masalah nikah. "Hellooooo...nikmati masa muda dulu lah. Jangan sok tua, hehe". Sumpah, eyke paling gedek kalau ada orang yang bahas akhwat ini, akhwat itu, seakan-akan mereka udah yakin bisa dapetin tuh akhwat. Kepedean amet sih tuh bocah. Kalo kata orang betawi: "Ngencing aje blon lempeng, lu udah mikir nikah".
Mungkin karena eyke besar di kota, jadi agak gak pedulian sama nikah. Eyke masih pengen hepi-hepi dulu. Pengen ngabisin masa muda dengan hal-hal yang baru. Pengen backpackeran. Pengen coba-coba apapun itu. Mumpung masih muda. Mumpung masih sendiri. Bahkan dulu eyke pernah berikrar pada diri eyke, kalau nanti menikah di umur-umur kepala tiga aja. Setelah eyke sudah sukses secara materil.
Ya, malam ini bisa jadi titik baliknya.
Eyke mulai berpikir lagi tentang nikah itu. Eyke jadi berpikir tentang masa depan. Eh lama-lama, eyke yang tadinya illfeel dengan kata nikah, sekarang jadi mencoba berpikir ulang tentang esensinya. Eyke memang idealis. Kalau udah berikrar kadang mempertahankan mati-matian. Tapi dilihat dari kenyataan, keidealisan eyke malah kadang menjerumuskan. Contoh paling kongkrit terlihat pada masa studi eyke. hohoho.
Eyke mulai berpikir lagi tentang nikah itu. Eyke jadi berpikir tentang masa depan. Eh lama-lama, eyke yang tadinya illfeel dengan kata nikah, sekarang jadi mencoba berpikir ulang tentang esensinya. Eyke memang idealis. Kalau udah berikrar kadang mempertahankan mati-matian. Tapi dilihat dari kenyataan, keidealisan eyke malah kadang menjerumuskan. Contoh paling kongkrit terlihat pada masa studi eyke. hohoho.
Berikut ini poin-poin penting tentang walimahan (diambil dari materi yang disampaikan Pak Emer):
1. Sederajat. Pasangan harus sederajat. Kalau wanitanya lulusan S2, maka lelakinya jangan lulusan SMA.
2. Sepaham. Intinya bisa saling mengerti.
3. Maisyah. Kesiapan secara finansial (penting banget nih). Bahkan Pak Emer memberi kisi-kisi. Berapa yang kita butuhkan untuk menikah? Beliau menjawab "sekitar 10-15 juta". Wah...berarti eyke harus nabung 10-15 tahun buat nikah. hehehe.
4. Komunikasi dengan keluarga. Jangan sampai ada pernikahan pintu belakang (slonong boy). Semuanya harus dikomunikasikan sejak awal. yeaaahhh...
5. Dll.
Yang eyke masih pikirkan adalah Maisyah (penghasilan). Jangan sampai jadi lelaki tapi pengangguran. Mending mati aja lu! Jangan pula sampai, gaji pas-pasan. Keluarga lu juga akan hidup pas-pasan. Permasalahan kedua yang cukup penting adalah komunikasi dengan keluarga. Busyeeetttt, eyke seumur-umur juaranggg nyinggung2 masalah cewek ke orang tua (bisa dibilang nggak pernah). Apalagi nikah cuyyy. Kagak pernah blaasss...Berattttt. (Eyke lebih suka membicarakan, apakah Real Madrid akan bertemu Barcelona di Final Liga Champion? hehehe)
Intinya, eyke gak akan maen-maen untuk hal ini. Semua harus dipersiapkan. Eyke berusaha tidak mengecewakan siapapun. Semoga semuanya berjalan baik dan diridhoi Allah!
(naskah tergolong kategori 17 tahun ke atas. Jaga anak anda yang di bawah umur, agar tidak membaca tulisan di atas. Berbahaya bagi kesehatan jiwa, hohohoho)
Intinya, eyke gak akan maen-maen untuk hal ini. Semua harus dipersiapkan. Eyke berusaha tidak mengecewakan siapapun. Semoga semuanya berjalan baik dan diridhoi Allah!
(naskah tergolong kategori 17 tahun ke atas. Jaga anak anda yang di bawah umur, agar tidak membaca tulisan di atas. Berbahaya bagi kesehatan jiwa, hohohoho)
Senin, 09 Januari 2012
Sorry
Hello my blog...
Sorry banget ya. Akhir-akhir ini gua gak bisa bercinta dengan lo. Nanti-nanti deh, kalau otak gua udah agak waras. Gua akan menghabiskan waktu berdua. Hanya denganmu.
Salam Dontelmi,
Satapyormot!
Sabtu, 07 Januari 2012
Hal yang Paling Disenangi dan Disesali
Dalam minggu ini saya senang sekali.
Karena sholat shubuh berjamaah tidak pernah bolong. Bahkan beberapa kali mampu sholat malam.
Tapi, saya juga menyesal sekali.
Karena hari ini, saya tidak bisa sholat shubuh berjamaah di masjid.
Karena sholat shubuh berjamaah tidak pernah bolong. Bahkan beberapa kali mampu sholat malam.
Tapi, saya juga menyesal sekali.
Karena hari ini, saya tidak bisa sholat shubuh berjamaah di masjid.
Bukan yang Terakhir
Pagi ini, aku menangis karena kata-kata di bawah ini:
A Letter from Mom and Dad
My child,
When I get old, I hope you understand 'n have patience with me
In case I break the plate, or spill soup on the table because I’m losing my eyesight, I hope you don’t yell at me.
Older people are sensitive, always having self pity when you yell.
When my hearing gets worse 'n I can’t hear what you’re saying, I hope you don’t call me ‘Deaf!’
Please repeat what you said or write it down.
I’m sorry, my child.
I’m getting older.
When my knees get weaker, I hope you have the patience to help me get up.
Like how I used to help you while you were little, learning how to walk.
Please bear with me, when I keep repeating myself like a broken record, I hope you just keep listening to me.
Please don’t make fun of me, or get sick of listening to me.
Do you remember when you were little 'n you wanted a balloon? You repeated yourself over 'n over until you get what you wanted.
Please also pardon my smell. I smell like an old person.Please don’t force me to shower.
My body is weak.
Old people get sick easily when they’re cold. I hope I don’t gross you out.
Do you remember when you were little? I used to chase you around because you didn’t want to shower.
I hope you can be patient with me when I’m always cranky. It’s all part of getting old.
You’ll understand when you’re older.
'n if you have spare time, I hope we can talk even for a few minutes.
I’m always all by myself all the time, 'n have no one to talk to.
I know you’re busy with work.
Even if you’re not interested in my stories, please have time for me.
Do you remember when you were little? I used to listen to your stories about your teddy bear.
When the time comes, 'n I get ill 'n bedridden, I hope you have the patience to take care of me.
I’m sorry if I accidentally wet the bed or make a mess.
I hope you have the patience to take care of me during the last few moments of my life.
I’m not going to last much longer, anyway.
When the time of my death comes, I hope you hold my hand 'n give me strength to face death.
'n don’t worry..
When I finally meet our creator, I will whisper in his ear to bless you. Because you loved your Mom 'n Dad.
Thank you so much for your care.
We love you. !
A Letter from Mom and Dad
My child,
When I get old, I hope you understand 'n have patience with me
In case I break the plate, or spill soup on the table because I’m losing my eyesight, I hope you don’t yell at me.
Older people are sensitive, always having self pity when you yell.
When my hearing gets worse 'n I can’t hear what you’re saying, I hope you don’t call me ‘Deaf!’
Please repeat what you said or write it down.
I’m sorry, my child.
I’m getting older.
When my knees get weaker, I hope you have the patience to help me get up.
Like how I used to help you while you were little, learning how to walk.
Please bear with me, when I keep repeating myself like a broken record, I hope you just keep listening to me.
Please don’t make fun of me, or get sick of listening to me.
Do you remember when you were little 'n you wanted a balloon? You repeated yourself over 'n over until you get what you wanted.
Please also pardon my smell. I smell like an old person.Please don’t force me to shower.
My body is weak.
Old people get sick easily when they’re cold. I hope I don’t gross you out.
Do you remember when you were little? I used to chase you around because you didn’t want to shower.
I hope you can be patient with me when I’m always cranky. It’s all part of getting old.
You’ll understand when you’re older.
'n if you have spare time, I hope we can talk even for a few minutes.
I’m always all by myself all the time, 'n have no one to talk to.
I know you’re busy with work.
Even if you’re not interested in my stories, please have time for me.
Do you remember when you were little? I used to listen to your stories about your teddy bear.
When the time comes, 'n I get ill 'n bedridden, I hope you have the patience to take care of me.
I’m sorry if I accidentally wet the bed or make a mess.
I hope you have the patience to take care of me during the last few moments of my life.
I’m not going to last much longer, anyway.
When the time of my death comes, I hope you hold my hand 'n give me strength to face death.
'n don’t worry..
When I finally meet our creator, I will whisper in his ear to bless you. Because you loved your Mom 'n Dad.
Thank you so much for your care.
We love you. !
Kamis, 05 Januari 2012
Sohib
Sore tadi, Pak Bos Wahyu main ke kantor ane. Ane terkejut karena dia nggak bilang sebelumnya. Tapi pertemuan tadi benar-benar berkesan. Baik bagi ane maupun bagi Pak Bos. Kami bercurhat-curhat ria di balik papan. Klesetan di atas karpet biru. Mencurahkan segala macam dinamika kehidupan. Ane rasa, inilah momen yang nggak bisa ane lupakan. Sohib adalah sohib. Mereka juga manusia biasa. Mereka punya masalah. Mereka punya rasa galau. Tapi, hanya persohiban yang bisa meruntuhkan semuanya.
Teruntuk semua sohib yang sedang berjuang dengan dinamika hidupnya masing-masing, janganlah pernah berhenti berharap. Masalah yang kita hadapi, pasti akan selesai!
pidato dari ketua RT setempat
BRS
Senin, 02 Januari 2012
Mulek
Ayo reeekkk...tinggal dua hari lagi ini, deadline. Mulek-mulek-mulek. Seayat lagi, jebret!
Abis itu, kita masuk Kolam...
"Nuuuunnnnnn". Udah gak sabar gua, mau cepet-cepet masuk ke kolam! Masak gua kalah ama Pak Lurah. Padahal kan dia sibuk ngurusin e-KTP, terus sibuk demo dengan kelompok Parade Nusantara bersama Pak Kuwu, Wak Carik, Wakil Nagari, dkk. hehehe. Tapi ada aja waktunya buat ngapalin. Subhanalloh ya...
Bisa!
Bisa!
Bisa!
Hari yang Indah!
Sebelum saya menulis banyak tentang kebahagiaan ini, saya mau download lagu Netral berjudul "Hari yang Indah" dan beberapa lagu netral lainnya seperti "Pertempuran Hati" (sudah nggak bertempur lagi, hehe); "Terbang Tenggelam" (sumpah! lagu ini enak abis!); "Cinta Gila" (Edaaannn, Si Eno edan ngedrumnya!); "Cahaya Bulan" (Lagu jaman SD. Jaman-jaman ababil, lagu ini termasuk paporit masuk studio musyrik kalau anak-anak lagi ngeban) sama tidak lupa ane membajak This is The End For You My Frieeenddd...(Antai Pleg mamennn...).
Downloading... (10%)
Downloading... (20%)
*wah...lupa ngucap bismillah. Bismillahirohamnirohim...*
Downloading... (99%)
Completed... (100%)
*salah satu keajaiban Bismillah dalam dunia pembajakan*
Allahuakbar walillahilhamd. Kira-kira seminggu kemarin, saya galau memang. Galau karena masa depan saya makin buram saja dari hari ke hati. Gile mamen. Minggu tenang serasa tidak tenang. Memang sih, orang setua saya ini, sudah tidak pantas lagi merayakan minggu tenang. Hehehe. (sepertinya hina dina durjana sekali saya ini).
Sabtu kan hari terakhir tahun 2011, eh ane dapet momen bagus. Makan byubyur jakarte bersama seorang kawan. Ane udah lama nggak makan. Maksudnya nggak makan bubur. Sambil makan, kita ngebrel-ngebrel panjang x lebar x tinggi menjadi volume. Pokoknya berkesan banget deh. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya (perasaan tiap hari ketemu deh, gyagyagya).
Sabtu kan hari terakhir tahun 2011, eh ane dapet momen bagus. Makan byubyur jakarte bersama seorang kawan. Ane udah lama nggak makan. Maksudnya nggak makan bubur. Sambil makan, kita ngebrel-ngebrel panjang x lebar x tinggi menjadi volume. Pokoknya berkesan banget deh. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya (perasaan tiap hari ketemu deh, gyagyagya).
Padahal, Kamis-Jumat ane tewas di tempat. Badan meriang nggak karuan. Untuk berangkat shubuhan, berat rasanya. Badan menggigil. Langsung saja saya minum Narkoba. Eh salah...Pak Nadol. Kebetulan Bu Nadol lagi ke pasar, maka saya ajak Pak Nadol menjadi obat tidur saya. Eh, ngemeng-ngemeng, saya pernah dibilangin sama teman saya yang pemakai dan sudah meninggal (semoga arwahmu tenang di sana kawan, gue akan selalu jadi kawan setia lo!), kalau Pak Nadol itu bisa jadi penggantinya inex, sabu, koplo, dan brotowali (eh, ngapain jamu ikut-ikut...).
Ane didoain sama Akh Erik, "Syafakalloh Mas...". Ternyata yang membuat saya sembuh bukan Pak Nadol. Tapi doanya Akh Erik. Jazzakallah ya Akh...
Sabtunya, setelah ngebrel-ngebrel, ane pergi ke Nasdec. Niatnya sih mau ngopi data, eh ternyata...dasar komputer tak tahu diri, masak...hardisk nggak punya salah, diracunin sama pirus. Alhasil, pirus itu merusak semua data di dalamnya. Alamak! Pertanda saya harus nambah semester lagi. Haduh...kalau kejadian, kasihan sama orang tua saya. Udah jual sawah, jual sapi, jual kambing, jual bebek (busyet, ente tinggal di Jakarta apa desa sih? hehe). Yasudah, akhirnya dengan sabar saya mengopi data-data penting. Yang paling saya sayangkan adalah seluruh kopian kuliah dari Ppaajjaarr Nnuuggrraahhaa (orang itu suka marah kalau namanya tidak didobelin, hehe), hilang tanpa sisa. Ya Amploooppp...
Habis itu, saya cangkruk saja sama Erpan, si penjaga gedung nasdec yang seumuran saya. Terus kita cerita-cerita. Dan saya ngakak-ngakak. Kami bercerita di luar gedung. Sambil menghirup udara mendung dan asap nikotin. Berhubung saya ditawarin sama si erpan untuk nyemok Marlboro barang sebatang saja, akhirnya demi kawan saya yang baik hati ini, saya ikut nyemok. Tapi gaya nyemok saya kan beda. Asepnya nggak akan saya telan sampai paru-paru (karena memang sebenarnya saya nggak bisa nyemok, hehe). Ups, tolong saudara-saudara pembaca, jangan sebarkan ke publik kalau saya ini nyemok. Sssstttt...(yah, sekali-sekali menghormati kawan). Kalau nggak ada reuni-reuni yang memaksa saya nyemok, saya juga nggak akan nyemok kok, tenang saja.
Terus, malemnya, ternyata saya drop lagi. Kepala pusing. Tapi berhubung hujan deres di kampus, saya nggak bisa pulang ke rumah. Saya baru pulang jam 11 malem karena memang saya harus pulang untuk ngambil buku karena besoknya ada kuliah media di manarul. Seperti biasa, sebagai da'i ajaran sesat, saya akan terus berusaha menyesatkan para pemuda dari jalan yang mbleot-mbleot, menuju jalan yang makin mbliur-mbliur hehe. Tugas saya menyesatkan orang yang sudah sesat, hehe. (Koplak!)
Pak Lek, Buk Lek, bayangkan saja, tanggal 1-1-2012 saya harus jadi pablik spiker. Banyak juga yang datang. Sekitar 10 ekor. Saya bicara tentang kapitalisme. Sepertinya, dilihat dari raut muka para pemuda galau itu, mereka tertarik dengan ajaran sesat saya. Semoga mereka menjadi pengikut-pengikut kapitalis yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan Quran dan Hadist. (Haduh, tambah aneh wong iki)
Setelah suara saya serak akibat "berdakwah" tanpa kenal lelah penuh lukah-lukah dan deritah, saya ke rumah mbah. Maen bola sama rozik. Ketiduran di sofa. Makan pecel, salak, dan apel Malang. Tapi yang terlewatkan hanya satu: GAGAL MAEN PS! Sial banget kan! Yasudahlah. Aku ajak saja si rozik sama Ika. Kebetulan Ika lagi pulang dari pondoknya di Tambak Beras. Kami nonton Hafalan Sholat Delisa. Lumayan lah....(baju saya basah lo...buat ngelap ingus, hahaha)
Abis itu kita makan. Pada sesi makan itulah, saya mulai "berdakwah" menyesatkan orang. Ika yang kini kelas tiga SMA, saya dorong untuk tidak kuliah di IAIN. Apa alasannya? Bayarnya kemurahan (lho?!?!). Bukan-bukan. Alasannya, saya pengen dia kuliah umum. Masak dari SMP mondok, terus kuliah belajar agama lagi. Kan udah pinter. Mangkannya saya sarankan masuk Farmasi, FKM yang cewek banget. Atau ke MIPA ITS saja. Semoga ia diberi hidayah. Saya bilang gini sama dia: "Islam nggak akan maju kalau kamu cuma belajar agama. Kamu harus tahu lingkungan yang lebih luas. Toh, kalau kamu kuliah umum, kesempatanmu jadi Bu Nyai juga nggak akan tertutup. Saya terus mendorong kamu mengabdi di pondok, tapi jangan lupa, kamu juga harus punya ilmu lebih selain agama.". Sesat kan? Yeaaahhhh...neraka makin penuh nih kayaknya.
Malemnya, kepala saya pusing lagi. Minum panadol lagi...
Senin adalah hari sial sekaligus hari keberuntungan saya. Sial karena saya menunggu selama tiga jam hanya sekedar asistensi yang cuma 30 menit. It's okay lah. Saya tetap bersyukur karena beliau masih mau menerima saya yang sesat ini menjadi muridnya. Insya Allah saya lakukan yang terbaik Pak!
Keberuntungannya karena...hmm, apa ya. Hmmm,, oh iya! Karena hari ini saya masih diizinkan bernafas oleh Allah! Dan..dan..dan...hari ini saya dapat Ismail yang muncul di inbok webmail ITS ane. bunyinya begini nih gan:
Bonjour, Félicitation ! Bachtiar l’a eu le DELF B1. Tu peux récupérer l’attestation de réussite dès maintenant si tu veux. A tout de suite. Tarsono
Hari ini terlalu banyak keberuntungan. Biar saya simpan saja kebahagiaan itu. :)
Jamaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh....
Ohhhhhhhh Jamaaaaahhhhh....
Alkamdu....
Lilllaaaahhhhh.....
Eno-Choky-Bagus
"Hari Yang Indah"
Eno-Choky-Bagus
"Hari Yang Indah"
Hari yang indah langitnya biru cerah Bersemi dan berseri si cantik pelangi pagi Surga di hatiku menari bahagia Senyumnya ceria terlukis disana, manisnya sukacita Kuingin selalu disana, kita nikmati bersama Kuingin selalu disana, semoga untuk selamanya Andai dihatimu seperti di hariku Canda riang gembira, penuh sukacita, hangatnya muka dunia Kita bersaudara satu keluarga Sama satu rasa, terikat tali cinta, dibalut kasih saying Kuingin selalu disana, kita nikmati bersama Kuingin selalu disana, semoga untuk selamanya Oh .. oh .. oh .. ooooh Oh .. oh .. oh .. ooooh Kuingin selalu disana, kita nikmati bersama Kuingin selalu disana, semoga untuk selamanya
Bulan
Biarlah engkau menjadi bulan
Tetap indah dipandang dari kejauhan
Biarlah engkau menerangi dengan temaram
Meski gelap,
Aku tahu itulah usaha terbaik yang coba engkau berikan
Pada kebahagiaan
Malam ini,
Ya malam ini....
Adalah malam bahagia bagi matahari
Karena bulan telah menerbitkan senyum tulusnya
Meski sempat tertutupi awan
Tetap indah dipandang dari kejauhan
Biarlah engkau menerangi dengan temaram
Meski gelap,
Aku tahu itulah usaha terbaik yang coba engkau berikan
Pada kebahagiaan
Malam ini,
Ya malam ini....
Adalah malam bahagia bagi matahari
Karena bulan telah menerbitkan senyum tulusnya
Meski sempat tertutupi awan
Adik Bertanya Tentang Kesuraman
Ketika seorang adik bertanya,
"Mengapa isi kisahmu begitu suram?"
Lalu aku membalas
"Malam ini, kesuraman itu telah berubah"
Ia bertanya lagi
"Siapa yang mengubahnya?"
Aku menjawab
"Ada rembulan yang mengajakku tersenyum malam tadi"
Ia bertanya kemudian,
"Dimana bulan itu sekarang?"
Aku menjawabnya,
"Ia sedang bergegas pulang."
Sebelum pulang, aku membisikkan kata padanya:
"Tidurlah yang lelap"
"Mengapa isi kisahmu begitu suram?"
Lalu aku membalas
"Malam ini, kesuraman itu telah berubah"
Ia bertanya lagi
"Siapa yang mengubahnya?"
Aku menjawab
"Ada rembulan yang mengajakku tersenyum malam tadi"
Ia bertanya kemudian,
"Dimana bulan itu sekarang?"
Aku menjawabnya,
"Ia sedang bergegas pulang."
Sebelum pulang, aku membisikkan kata padanya:
"Tidurlah yang lelap"
Minggu, 01 Januari 2012
Mengapa Aku Jadi Ingat
Mengapa aku jadi teringat
Setiap orang terdekat yang kini
Berada dalam kuburnya
Mengapa aku jadi teringat
Bahwasannya aku ini
Bukanlah siapa-siapa
Mengapa aku jadi teringat
Bahwa aku lahir dalam ketiadaan
Untuk kemudian mati pula dalam ketiadaan
Tahukah engkau,
Bahwa sajak ini ditulis bersama air mata
Mengalir deras dari kelopak
Aku rindu saat air itu keluar dari kediamannya
Dalam gelap dan kesendirian
Aku terus bertanya-tanya
Tentang hidup setelah mati
Tentang mati setelah mati
Tentang matinya kematian
Tentang kematian yang tak lagi hidup
Setiap orang terdekat yang kini
Berada dalam kuburnya
Mengapa aku jadi teringat
Bahwasannya aku ini
Bukanlah siapa-siapa
Mengapa aku jadi teringat
Bahwa aku lahir dalam ketiadaan
Untuk kemudian mati pula dalam ketiadaan
Tahukah engkau,
Bahwa sajak ini ditulis bersama air mata
Mengalir deras dari kelopak
Aku rindu saat air itu keluar dari kediamannya
Dalam gelap dan kesendirian
Aku terus bertanya-tanya
Tentang hidup setelah mati
Tentang mati setelah mati
Tentang matinya kematian
Tentang kematian yang tak lagi hidup
Ruang Keluarga
Tahukah engkau, kenapa aku tertawa saat ini?
Oh, bukan.
Aku tidak sedang mengejekmu
Aku sedang mengenang
Betapa bahagianya aku,
Menjadi manusia yang dipenuhi dengan
Berbagai kerisauan, berbagai rintangan
Datang silih berganti
Entah, sampai kapan lagi
Aku bisa menikmati hidup seperti ini
Berbagai kegagalan yang selama ini berderet
Di lembaran hidup
Sepertinya masih belum cukup
Menjadikan aku lebih dewasa
Aku senang, karena punya banyak cerita kegagalan
Nanti, ya suatu hari nanti
Akan kuceritakan sesuatu pada anak-anakku
Pada ruang keluarga yang sempit itu
Tentang bagaimana ayahmu ini, bertahan dari badai
Meski, nantinya mati juga...
Oh, bukan.
Aku tidak sedang mengejekmu
Aku sedang mengenang
Betapa bahagianya aku,
Menjadi manusia yang dipenuhi dengan
Berbagai kerisauan, berbagai rintangan
Datang silih berganti
Entah, sampai kapan lagi
Aku bisa menikmati hidup seperti ini
Berbagai kegagalan yang selama ini berderet
Di lembaran hidup
Sepertinya masih belum cukup
Menjadikan aku lebih dewasa
Aku senang, karena punya banyak cerita kegagalan
Nanti, ya suatu hari nanti
Akan kuceritakan sesuatu pada anak-anakku
Pada ruang keluarga yang sempit itu
Tentang bagaimana ayahmu ini, bertahan dari badai
Meski, nantinya mati juga...
Retoris
Tanda tanya yang telah ditebar
Seperti paku jalanan
Kini telah mendapat jawabannya
Dengan amat jelas
Aku senang sekali
Meski, jawaban itu sudah terkira
Dan aku sudah siap menerima
Apa adanya
Tak kusangka, begitu cepat kita berjumpa
Begitu cepat kita bersama
Begitu cepat aku merasa
Begitu cepat aku kehilangannya
Hampanya pertanyaan
Mewakili hampanya perasaan
Aku kehilangan asa untuknya
Tapi tidak kehilangan asa untuk masa depanku
Aku terkesan pada sebuah kalimat
"Hidup tidak boleh setengah-setengah"
Aku mencoba berdiri dengan tegar
Aku mencoba memasang wajah yang ramah
Meski aku tahu
Itu mengelabui apa yang ada di hati
Cahaya masih menunjuk jauh ke jalan depan
Aku berharap, hari depan lebih baik
Harap adalah doa
Tapi kesadaran atas realita yang ada
Itu jauh lebih penting
Kita mulai lembaran baru
Dengan kertas putih bersih nan suci
Seperti paku jalanan
Kini telah mendapat jawabannya
Dengan amat jelas
Aku senang sekali
Meski, jawaban itu sudah terkira
Dan aku sudah siap menerima
Apa adanya
Tak kusangka, begitu cepat kita berjumpa
Begitu cepat kita bersama
Begitu cepat aku merasa
Begitu cepat aku kehilangannya
Hampanya pertanyaan
Mewakili hampanya perasaan
Aku kehilangan asa untuknya
Tapi tidak kehilangan asa untuk masa depanku
Aku terkesan pada sebuah kalimat
"Hidup tidak boleh setengah-setengah"
Aku mencoba berdiri dengan tegar
Aku mencoba memasang wajah yang ramah
Meski aku tahu
Itu mengelabui apa yang ada di hati
Cahaya masih menunjuk jauh ke jalan depan
Aku berharap, hari depan lebih baik
Harap adalah doa
Tapi kesadaran atas realita yang ada
Itu jauh lebih penting
Kita mulai lembaran baru
Dengan kertas putih bersih nan suci
Menyerahnya Matahari
Matahari tak akan mampu mengejar bulan
Seberapapun besarnya kekuatan
Karena bulan kini telah memilih
Tetap berada pada rotasinya
Matahari pun meninggalkan asa
Bagaimanapun besarnya ia
Tak akan sanggup mendekati bulan
Apalagi menjadikannya
Salah satu bagian dari sekelebat cahayanya
Seberapapun besarnya kekuatan
Karena bulan kini telah memilih
Tetap berada pada rotasinya
Matahari pun meninggalkan asa
Bagaimanapun besarnya ia
Tak akan sanggup mendekati bulan
Apalagi menjadikannya
Salah satu bagian dari sekelebat cahayanya
Sajak Tanpa Arti
Tiap kata tidak lagi punya arti
Kata hanya barisan huruf
Tanpa lagi punya perasaan
Untuk diungkapkan
Kata kini tidak lagi bersinar
Menjadi kawan dari temaram yang suram
Kata adalah himpunan huruf
Tanpa makna
Kata hanya barisan huruf
Tanpa lagi punya perasaan
Untuk diungkapkan
Kata kini tidak lagi bersinar
Menjadi kawan dari temaram yang suram
Kata adalah himpunan huruf
Tanpa makna
Langganan:
Postingan (Atom)